Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah rebound pada Senin (3/8/2015) setelah data ekonomi mengerem laju penguatan dolar Amerika Serikat.
Rupiah diperdagangkan terapresiasi 0,21% atau menguat 29 poin ke Rp13.510 pada penutupan pasar spot.
Mata uang Garuda hari ini bergerak antara level Rp13.465—Rp13.542 per dolar AS setelah dibuka menguat 0,18% ke Rp13.514 per dolar AS.
Pelemahan dolar AS menjadi pendorong utama apresiasi dolar AS. Indeks dolar AS ditutup melemah 0,23% pada akhir perdagangan Jumat dan hari ini sempat merosot hingga 0,19%.
Penurunan indeks kepercayaan konsumen AS pada Juli dan indeks biaya tenaga kerja yang mengalami kenaikan terendah sejak 1982 membuat investor melepas dolar.
“Rupiah menguat. Pelaku pasar merespons data AS di akhir pekan yang di bawah ekspektasi. (Hal ini menyebabkan) nilai tukar dolar (negatif), dan rupiah mengambil keuntungan dari situ,” kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada kepada Bisnis.com.
Rupiah adalah mata uang dengan penguatan paling tajam di Asia setelah won dan rupee. Won Korea Selatan naik 0,38%, sedangkan rupee naik 0,28%.
SUN hari ini menguat tipis di pasar sekunder. Pada pukul 16.06 WIB, yield SUN bertenor 10 tahun naik di bawah 1 basis poin ke 8,508%.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pagi tadi ditetapkan di Rp13.492 per dolar AS, melemah 11 poin dari Rp13.481 per dolar AS yang ditetapkan pada Jumat.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level | Perubahan |
3/8/2015 | Rp13.510 | +0,21% |
31/7/2015 | Rp13.539 | -0,60% |
30/7/2015 | Rp13.458 | -0,01% |
29/7/2015 | Rp13.456 | +0,07% |
28/7/2015 | Rp13.564 | -0,01% |
Sumber: Bloomberg