Bisnis.com, JAKARTA--Raksasa otomotif PT Astra International Tbk. (ASII) membukukan penurunan laba bersih sebesar 18% menjadi Rp8,05 triliun pada semester I/2015 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,82 triliun akibat merosotnya penjualan mobil dan motor.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan pendapatan bersih perseroan juga mengalami penurunan sebesar 9% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp92,5 triliun pada paruh pertama tahun ini dari sebelumnya Rp101,52 triliun.
"Laba bersih Astra pada semester pertama menurun, seiring dengan berkurangnya konsumsi domestik, kompetisi di sektor mobil dan melemahnya harga komoditas di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (30/7/2015).
Dia mengatakan, di tengah pemulihan ekonomi yang belum pasti, bisnis emiten berkode saham ASII itu mengklaim siap menangkap peluang saat momentum pemulihan terjadi. Hal itu diklaim membuat kinerja perseroan tetap solid dengan dukungan oleh neraca keuangan yang kuat.
Penurunan kinerja konsolidasi Astra terutama disebabkan oleh melorotnya penjualan segmen otomotif, agribisnis, dan penjualan alat berat. Laba bersih yang merosot 18% mencerminkan penurunan kontribusi dari hampir semua segmen.
Nilai aset bersih per saham tercatat Rp2.425 pada 30 Juni 2015, naik 3% dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
Secara keseluruhan, posisi utang bersih Astra, di luar anak-anak perusahaan segmen jasa keuangan mencapai Rp2,4 truliun, lebih rendah dari akhir tahun lalu Rp3,3 triliun.
Adapun, bisnis jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp47,3 triliun, meningkat dari periode akhir tahun lalu yang mencapai Rp45,9 triliun.