Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO melemah di Bursa Malaysia pada Rabu (15/7/2015) mengikuti koreksi pada harga minyak kedelai. Stok CPO di Indonesia dan Malaysia meningkat.
Kontrak berjangka CPO untuk September 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka naik tipis 0,05% ke harga 2.202 ringgit per ton.
Harga komoditas tersebut terus merosot setelah menguat hingga 0,27% di menit-menit pertama perdagangan. Pada pukul 10:06 WIB CPO diperdagangkan turun 0,41% ke harga 2.192 ringgit atau Rp7,68 juta per ton setelah sempat jatuh hingga 0,64%.
Harga minyak kedelai di bursa komoditas Chicago kemarin terkoreksi 1,15% setelah reli 4 hari. Pada pukul 10:12 hari ini, minyak kedelai diperdagangkan turun 0,12% ke harga US$32,77/pound setelah sempat merosot hingga 0,91%.
Sementara itu, Bloomberg melaporkan melaporkan stok CPO di Indonesia pada Juni adalah yang paling banyak sejak April 2013. Persediaan CPO pada Juni mencapai 2,8 juta ton, naik 15% dari bulan sebelumnya.
Pemerintah Indonesia kemarin mengumumkan pungutan ekspor CPO mulai berlaku pada 16 Juli 2015. Dana dari pungutan tersebut antara lain akan digunakan untuk memberikan subsidi Rp600—Rp700 per liter bagi biodisel.
Pertamina dikabarkan telah memulai proses tender untuk pengadaan sekitar 200.000 kiloliter biodisel nonsubsidi. Pengadaan biodisel subsidi akan dilakukan melalui penunjukkan langsung.
Biodisel yang dipasarkan Pertamina harus memenuhi tingkat kandungan minyak nabati minimal 15%. Adapun total konsumsi biodisel di Indonesia pada 2015 diperkirakan mencapai 2 juta kiloliter.
Harga CPO Kontrak September di Bursa Malaysia
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
15/7/2015 (10.06 WIB) | 2.192 | -0,41% |
14/7/2015 | 2.201 | +0,14% |
13/7/2015 | 2.198 | +0,18% |
10/7/2015 | 2.194 | +0,32% |
9/7/2015 | 2.187 | +1,72% |
Sumber: Bloomberg