Bisnis.com, JAKARTA— Faktor cuaca yang berpotensi mengganggu produksi kedelai dan kelapa sawit mendorong kenaikan harga CPO di Bursa Malaysia pada Selasa (14/7/2015).
Kontrak berjangka CPO untuk September 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka naik 0,77% ke harga 2.215 ringgit atau Rp7,76 juta per ton.
Harga komoditas tersebut terus menguat pada kisaran 2.213–2.230 ringgit per ton dan diperdagangkan menguat 1,36% ke harga 2.228 ringgit per ton pada pukul 10.14 WIB.
Indikasi El Nino yang semakin kuat mendorong spekulasi penurunan produksi kelapa sawit hingga awal 2016. Dampak El Nino diprediksi memuncak dalam 2–3 bulan ke depan.
El Nino juga berpengaruh pada produksi kacang kedelai di India. Bloomberg melaporkan kekeringan akibat El Nino berpotensi menyebabkan perkebunan di India gagal panen hingga meningkatkan kertergantungan konsumen minyak nabati terbesar dunia tersebut terhadap CPO dan minyak kedelai impor.
Di Amerika Serikat, produksi kacang kedelai justru terancam oleh curah hujan yang tinggi. Hujan terus-terusan di area Midwest menghambat aktivitas tanam dan mengurangi kadar mineral di tanah.
Kontrak komoditas minyai kedelai telah reli selama 5 hari di bursa komoditas Chicago. Pada pukul 10.30 WIB, minyak kedelai pengiriman Desember 2015 menguat 0,30% ke US$33,30/pound.
Harga CPO Kontrak September di Bursa Malaysia
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
14/7/2015 (10.14 WIB) | 2.228 | +1,36% |
13/7/2015 | 2.198 | +0,18% |
10/7/2015 | 2.194 | +0,32% |
9/7/2015 | 2.187 | +1,72% |
8/7/2015 | 2.144 | -2,94% |
Sumber: Bloomberg