Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO di Bursa Malaysia rebound pada awal perdagangan Rabu (1/7/2015) setelah Indonesia mengumumkan subsidi biodisel Rp7,2 triliun.
Kontrak berjangka CPO untuk September 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, hari ini saat dibuka langsung melejit 1,26% pada pembukaan ke harga 2.257 ringgit.
Komoditas tersebut kemudian terus diperdagangkan di atas harga penutupan kemarin pada kisaran 2.244—2.260 ringgit per ton. Pada pukul 10:40 WIB, CPO diperdagangkan menguat 0,63% ke 2.243 ringgit .
Harian Bisnis Indonesia kemarin melaporkan pemerintah RI akan menggunakan 80%—90% dana dari pungutan CPO untuk mensubsidi harga biodisel yang nilainya diperkirakan Rp7triliun—Rp8 triliun.
Pungutan tersebut rencananya mulai diberlakukan Juli untuk ekspor CPO dari Indonesia senilai US$50 per ton dan US$10—US$40 per ton untuk produk turunan CPO.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil memperkirakan dana tersebut baru akan dipungut pada 16 Juli karena masih ada kendala teknis yang harus diselesaikan pemerintah.
Dorongan ke harga CPO juga muncul dari pernyataan pabrikan Mercedes-Benz. Produsen Jerman tersebut mengatakan biodisel jenis B10 Malaysia bisa digunakan untuk kendaraan produksi Daimler.
Pernyataan dari Mercedes Benz membawa angin segar terhadap produk biodisel baru Malaysia tersebut, setelah sebelumnya pabrikan BMW menyatakan B10 bisa merusak mesin.
Pergerakan Harga Kontrak CPO September 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
1/7/2015 (10.40 WIB) | 2.243 | +0,63% |
30/6/2015 | 2.229 | -1,68% |
29/6/2015 | 2.267 | -0,48% |
26/6/2015 | 2.277 | +0,57% |
25/6/2015 | 2.264 | -0,26% |
24/6/2015 | 2.270 | +2,21% |
Sumber: Bloomberg