Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Laba SMAR Milik Eka Tjipta Terjungkal

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dituding menjadi penyebab terjungkalnya kinjerja PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) milik taipan Eka Tjipta Widjaja.

Bisnis.com, JAKARTA--Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dituding menjadi penyebab terjungkalnya kinjerja PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) milik taipan Eka Tjipta Widjaja.

Wakil Direktur Utama SMART Jimmy Pramono mengatakan kinerja perseroan pada kuartal I/2015 berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Faktor utamanya karena kerugian selisih kurs dibandingkan dengan tahun sebelumnya laba kurs," ungkapnya dalam paparan publik, Selasa (9/6/2015).

Kinerja Sinar Mas Agro Resources and Technology pada kuartal I/2015 memang tidak menggembirakan. Grup Sinarmas ini membukukan rugi bersih Rp78,28 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya laba Rp888,27 miliar.

Memburuknya kinerja perseroan terjadi akibat turunnya penjualan bersih emiten berkode saham SMAR tersebut. Pada kuartal I/2015, penjualan bersih SMAR mencapai Rp7,54 triliun, turun 16,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,07 triliun.

Kendati demikian, emiten milik taipan Eka Tjipta itu berhasil menekan beban pokok penjualan menjadi Rp6,65 triliun dari Rp7,68 triliun. Sehingga, laba kotor turun tipis menjadi Rp888,54 miliar dari Rp1,38 triliun.

Penurunan kinerja juga disumbang oleh rugi selisih kurs yang mencapai Rp358,94 miliar dari sebelumnya laba Rp490,23 miliar. Sehingga, SMAR menderita rugi tahun berjalan Rp78,1 miliar dari sebelumnya laba Rp888,16 miliar.

Hingga 31 Maret 2015, total aset SMART mencapai Rp20,84 triliun, turun dari akhir tahun lalu Rp21,29 triliun. Liabilitas Rp12,96 triliun dari Rp13,34 triliun dan ekuitas Rp7,88 triliun dari Rp7,94 triliun.

Sementara itu, dari sisi produksi, minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang dihasilkan perseroan melorot 11,1% menjadi 196.467 ton pada kuartal I/2015 dari sebelumnya 220.904 ton.

Adapun, produksi tandan buah segar (TBS) melorot 7,9% menjadi 664.297 ton dari sebelumnya 721.034 ton. Penurunan produksi TBS terbesar pada lini unti mencapai 10,5% menjadi 525.393 ton dari 586.853 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper