Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk laksanakan roadshow penerbitan Sukuk Global di Abu Dhabi, Dubai (Uni Emirat Arab), Hong Kong, Singapore, Zurich (Swiss), dan London (United Kingdom) pada 19-26 Mei 2015.
Roadshow akan dilaksanakan di Abu Dhabi dan Dubai pada 19 Mei 2015, dilanjutkan dengan Hong kong pada 20 Mei 2015, Singapura pada tanggal 21 Mei 2015, Zurich pada tanggal 22 Mei 2015, dan London pada tanggal 26 Mei 2015.
VP Corporate Communications PT Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan hal ini sesuai dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Mei 2015 untuk melaksanakan penerbitan Sukuk Global sebesar USD 500 juta.
Perseroan telah menunjuk National Bank of Abu Dhabi PJSC (NBAD) sebagai “Sole Global Coordinator”, Dubai Islamic Bank PJSC (bersama-sama dengan NBAD bertindak sebagai “Joint Structuring Banks”), Al Hilal Bank PJSC, Australia and New Zealand Banking Group Limited, Deutsche Bank AG Singapore Branch, Emirates NBD Capital Limited, First Gulf Bank PJSC, Maybank Investment Bank Berhad, Noor Bank PJSC, QInvest LLC, Standard Chartered Bank, Warba Bank (bersama-sama dengan Joint Structuring Banks bertindak sebagai “Joint Lead Managers” sekaligus “Joint Bookrunners”), serta PT BNI Securities, PT Trimegah Securities Tbk dan PT Mega Capital Indonesia yang bertindak sebagai “Co-Managers” untuk menyelenggarakan pertemuan dengan para investor potensial di kota-kota tersebut selama pelaksanaan roadshow.
“Penerbitan Sukuk Global senilai USD 500 juta oleh Garuda Indonesia ini merupakan Global Sukuk berdenominasi USD pertama yang dikeluarkan oleh satu korporasi di Indonesia, dan untuk Garuda Indonesia penerbitan ini ditujukan untuk reprofiling utang jangka pendek yang jatuh tempo di tahun 2015 dan 2016 menjadi lebih panjang yakni 5 tahun,” ucapnya.
Dia menambahkan manajemen baru Garuda Indonesia yang ditunjuk pada 12 Desember 2014 melaksanakan program “Quick Wins” sebagai strategi jangka pendek untuk menghadapi kondisi industri penerbangan domestik dan global yang dewasa ini sedang mengalami “turbulensi” akibat kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, serta aspek persaingan pasar yang ketat.
“Program itu dilakukan melalui tiga strategi utama yaitu peningkatan “Revenue Generator”, restrukturisasi “Cost Driver”, dan kegiatan “Reprofiling”,” paparnya.
Atas keberhasilan perusahaan melaksanakan program “Quick Wins” dan berbagai langkah efisiensi, tambahnya, pada periode Q1 tahun 2015 ini Garuda berhasil membukukan keuntungan bersih (net profit) sebesar USD 12,4 juta; dengan peningkatan sebesar 107,5 persen dibanding tahun lalu di mana Perseroan mengalami kerugian sebesar USD 166,2 juta.