Bisnis.com, JAKARTA- Bank Indonesia mencatat permintaan ekspor karet olahan Indonesia masih terus menurun sebesar 26,7% (YoY) pada kuartal I tahun 2015.
Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia Endy Dwi Tjahyono mengatakan penurunan tersebut terjadi karena lemahnya permintaan China yakni berkurang 57,1% (YoY).
"Sementara itu, meski melambat, harga ekspor karet olahan masih tumbuh negatif sehingga nilai ekspor karet olahan tercatat turun 30,3% (YoY)," ujarnya seperti yang dikutip dari Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Sabtu (16/5/2015).
Pada kuartal I tahun 2015, harga karet di pasar internasional masih melanjutkan tren penurunan hingga berada pada level US$1,43/kg, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya senilai US$1,48/kg.
Sebelumnya, nilai ekspor pada sepuluh komoditas utama mencatatkan pertumbuhan yang menurun sebesar 11% (YoY).
Pelemahan pertumbuhan 10 komoditas utama tersebut akibat semakin melemahnya harga komoditas sebesar 9,2% (YoY) dan penurunan permintaan ekspor 2,0% (YoY).
"Penurunan permintaan ekspor terjadi pada batubara, alat listrik, karet olahan, dan mesin/pesawat mekanik. Di sisi lain, permintaan ekspor minyak nabati, tekstil dan produk tekstil (TPT), barang dari logam tidak mulia, makanan olahan, kendaraan dan bagiannya, dan kayu olahan meningkat," kata Endy.
Seperti diketahui, ekspor non migas pada kuartal I 2015 mencapai US$33,07 miliar, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2014 senilai US$35,82 miliar dan kuartal IV tahun 2014 yang mencapai US$36,56 miliar.