Bisnis.com, JAKARTA—Setelah kinerja divisi otomotif pada tiga bulan pertama 2015 menurun, PT Astra International Tbk. berupaya menjaga pangsa pasar kendaraan roda empat di kisaran 50% sembari mendorong pertumbuhan di sektor lain terutama alat berat dan jasa keuangan.
Seiring merosotnya laba bersih divisi otomotif sebesar 21% secara year-on-year, pangsa pasar kendaraan roda empat milik perseroan berkurang dari 53% menjadi 49%. Adapun market share sepeda motor masih mampu tumbuh menjadi 68%, meski penjualannya menyusut 13%.
Presiden Direktur Astra International (ASII) Prijono Sugiarto mengatakan penurunan di salah satu bisnis perusahaan dapat dikompensasi oleh sektor yang lain. "Kami menginginkan seimbang antara otomotif dengan yang non-otomotif, masing-masing 50%. Kami berupaya pertahankan pangsa pasar di roda empat paling tidak di 50%," paparnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Selasa (28/4).
Tahun ini, ASII PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan divisi jasa keuangan bakal memperlihatkan kinerja paling baik di antara enam divisi yang ada, sekaligus melanjutkan pertumbuhan di triwulan pertama.
Pada kuartal I/2015, laba bersih divisi alat berat dan pertambangan naik 3% menjadi Rp983 miliar. UNTR, yang termasuk dalam divisi ini, meraup Rp1,6 triliun, tumbuh 4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun bisnis jasa keuangan mencatatkan net profit senilai Rp1,2 triliun, meningkat 21% dari posisi setahun sebelumnya. Kenaikan itu disumbangkan oleh PT Asuransi Astra Buana, PT Bank Permata Tbk. (BNLI), dan PT Federal International Finance (FIF).
Kendati penjualan otomotif turun, tapi pembiayaan yang disalurkan ASII justru mengalami pertumbuhan pangsa pasar yang akhirnya mendorong naiknya jumlah pembiayaan sebesar 4% menjadi Rp15,3 triliun.
Secara keseluruhan, sepanjang triwulan pertama 2015, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 9,3% secara yearon-year dari Rp49,82 triliun menjadi Rp45,18 triliun. Adapun laba bersih merosot 15,54% secara menjadi Rp3,99 triliun dari sebelumnya Rp4,72 triliun.