Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan Kamis (23/4/2015) setelah indeks PMI menunjukkan kinerja manufaktur China semakin memburuk.
Kontrak berjangka CPO untuk Juli 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, hari ini dibuka turun tipis 0,05% ke harga 2.159 ringgit atau Rp 7,74 juta per ton. CPO diperdagangkan turun 0,65% ke 2.146 ringgit per ton pada pukul 10.13 WIB.
Harga komoditas minyak sawit terus diperdagangkan pada harga yang lebih rendah dari penutupan kemarin dan sempat merosot hingga 0,88% ke 2.141 ringgit atau Rp7,66 juta per ton.
Perdagangan CPO ikut tertekan bersama komoditas-komoditas utama lain setelah HSBC Flash China Manufacturing PMI menunjukkan industri China terus terkontraksi dengan indeks manufaktur di level 49,2.
Angka 49,2 menunjukkan kinerja industri manufaktur China menyusut sepanjang April. Level kontraksi tersebut adalah yang terburuk dalam 12 bulan terakhir.
Komoditas-komoditas lain yang tertekan usai rilis data manufaktur China adalah tembaga yang anjlok ke level terendah sebulan di LME ke US$5.864,50/ton dan minyak jenis brent yang tertekan 0,02% dari harga penutupan kemarin ke harga US$62,72/barel meski naik 0,24% pada pembukaan.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Juli 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
23/4/2015 (10.13 WIB) | 2.146 | -0,65% |
22/4/2015 | 2.151 | -1,01% |
21/4/2015 | 2.189 | +1,53% |
20/4/2015 | 2.156 | +0,37% |
17/4/2015 | 2.148 | +0,09% |
Sumber: Bloomberg