Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Rupiah, Laba Bersih Nusa Konstruksi (DGIK) Merosot 7,6%

PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk. (DGIK) membukukan penurunan laba bersih 7,6% menjadi Rp61,06 miliar pada tahun lalu dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp66,1 miliar.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk. (DGIK) membukukan penurunan laba bersih 7,6% menjadi Rp61,06 miliar pada tahun lalu dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp66,1 miliar.

Sutiono Teguh, Direktur Utama Nusa Konstruksi, mengatakan pada periode 2014, perseroan membukukan rugi kurs Rp3,6 miliar dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang meraup laba kurs mencapai Rp20,8 miliar.

Kerugian kurs membuat laba asosiasi emiten berkode saham DGIK tersebut turun dari Rp13,9 miliar pada 2013 menjadi Rp1,4 miliar tahun lalu.

"Tahun lalu kami mampu tumbuh sangat baik bahkan di atas pertumbuhan rata-rata industri, meskipun tantangan bagi sektor konstruksi sangat besar di tahun tersebut seperti momen Pemilu, kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi," ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/4/2015).

Sepanjang tahun lalu, pendapatan DGIK meningkat 40% menjadi Rp2,03 triliun dari setahun sebelumnya Rp1,45 triliun. Pendapatan dari proyek kerjasama operasi (KSO) naik 84% year-on-year mencapai Rp173 miliar.

Laba kotor Nusa Konstruksi tumbuh 31,5% menjadi Rp244 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp186 miliar. Laba proyek KSO berkontribusi Rp18,5 miliar atau meroket 2851% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp636 juta.

Sementara itu, laba usaha DGIK pada 2014 meningkat 80,9% menjadi Rp145,8 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp80,6 miliar. Marjin laba operasi naik menjadi 7,2% pada tahun lalu dari periode sebelumnya 5,5%.

"Kami sangat optimis untuk sektor konstruksi tahun ini, sejalan dengan terus meningkatnya kontribusi sektor konstruksi terhadap produk domestik bruto. Dukungan penuh dari pemerintah akan menjadi katalis bagi sektor konstruksi untuk tumbuh pesat," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper