Bisnis.com, JAKARTA--Emas mengakhiri penguatannya dalam reli terpanjang sejak 2012, setelah kembali melemah seiring turunnya harga minyak mentah.
Bloomberg melansir Sabtu (28/3/2015), turunnya harga emas di pasar spot terjadi setelah bank sentral AS menyatakan kenaikan suku bunga tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Kepemilikan produk emas yang dapat ditransaksikan turun menjadi 1.619,85 metrik ton, yang terendah sejak Januari.
Meski ada serangan militer terhadap Yaman dari Arab Saudi dan negara aliansinya, harga minyak ternyata meluncur turun. Hal ini disebabkan spekulasi bahwa serangan itu tidak akan mengganggu pasokan minyak dunia.
Terus menguatnya dolar AS, yang terlama sejak 1967 terhadap enam mata uang lain, juga berpengaruh terhadap turunnya permintaan emas. "Penguatan dolar AS adalah musuh terbesar emas," tukas Senior Market Strategist EverBank Wealth Management Chris Gaffney.
Harga emas berjangka untuk pengiriman Juni turun 0,4% ke posisi US$1.200,7 di Comex New York. Penurunan ini membuat pertumbuhan pekan lalu terpangkas ke 1,4%.
Harga Emas Melemah
Emas mengakhiri penguatannya dalam reli terpanjang sejak 2012, setelah kembali melemah seiring turunnya harga minyak mentah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annisa Margrit
Editor : Rustam Agus
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

25 menit yang lalu
Adu Kuat 2 Kubu Pemegang Saham GOTO Kala Ramalan Return Jumbo

40 menit yang lalu
Teka-teki Rebound IHSG Saat Diguyur Sentimen Penundaan Tarif
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

4 menit yang lalu
Semen Indonesia (SMGR) Alokasikan Rp300 Miliar untuk Buyback Saham

54 menit yang lalu
Manuver Danantara usai Genggam Saham 52 BUMN dan Gandeng SWF Qatar

7 jam yang lalu
Trump Tunda Tarif 90 Hari, Sampai Kapan IHSG Menguat?
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
