Bisnis.com, JAKARTA-PT Astra International Tbk mengalami penurunan laba bersih 1% sepanjang 2014 dipicu penurunan kinerja divisi otomotif dan penurunan nilai properti pertambangan baru bara.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menyampaikan laba bersih konsolidasi perseroan menurun 1% dari Rp19,42 triliun menjadi Rp19,18 triliun.
Padahal, pendapatan bersih emiten berkapitalisasi terbesar itu naik 4% menjadi Rp201,7 triliun dari semula Rp193,88 triliun.
“Divisi bisnis agribisnis, kontrak penambangan batu bara, dan jasa keuangan mengalami pertumbuhan kinerja,”ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Kamis(26/2/2015).
Namun, penurunan margin sektor kendaraan roda empat divisi otomotif dan pembebanan biaya non-kas atas penurunan nilai properti pertambangan batu bara menahan pertumbuhan kinerja Grup Astra.
Berdasarkan perinciannya, divisi agribisnis membukukan peningkatan laba bersih hingga 39%, divisi teknologi informasi melonjak 24%, divisi jasa keuangan melesat 11%, dan divisi alat berat dan pertambangan naik 10%.
Sementara itu, laba bersih divisi otomotif menurun 14%. Terakhir, divisi infrastruktur dan logistik menyusut sampai 34%.
“Dalam jangka pendek, kami masih berhati-hati dengan adanya ketidakpastian kondisi makro eksternal, kompetisi di pasar penjualan mobil dan kemungkinan penurunan harga batu bara,"jelasnya.
Namun, fundamental keuangan yang solid dan kualitas bisnis yang baik, menjadi dasar Grup Astra optimis dengan prospek yang baik dalam jangka panjang.