JAKARTA—PT Kalbe Farma Tbk. tengah menghitung dampak penarikan dua obat anestasi terhadap kinerja perseroan.
Seperti diketahui, Kalbe Farma menarik seluruh batch Buvanel Spinal 0,5% Heavy 4 ml dan Asam tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml batch no.629668 dan 630025 yang beredar sejak 12 Februari 2015.
Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan perseroan masih menghitung dampak penarikan obat tersebut terhadap kinerja perseroan. “Saat ini prosesnya penarikannya masih terus berjalan,” katanya melalui pesan singkat kepada Bisnis.com, Selasa (17/2).
Kabar yang beredar menyebutkan dua orang yang menjadi pasien di Rumah Sakit Siloam meninggal dunia pasca injeksi obat anestasi tersebut. Namun, Vidjongtius enggan memberikan komentar terkait insiden tersebut.
Sebelumnya, melalui keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada Senin (16/2), Vidjongtius mengatakan penarikan kedua obat ini dimaksudkan sebagai prosedur pengendalian mutu dan wujud tanggung jawab preventif terhadap konsumen. Namun, manajemen tidak merinci lebih lanjut terkait dengan penyebab pasti penarikan kedua obat bius tersebut.
Setelah berhembus kabar mengenai penarikan dua jenis obat anestasi yang bermasalah, saham KLBF anjlok pada perdagangan Senin (16/2) hingga 3,74% atau 70 poin ke posisi Rp1.870 per lembar. Bahkan pada perdagangan hari itu saham Kalbe Farma sempat menyentuh level terendah di Rp1.780 per lembar. Namun, pada perdagangan kemarin (Selasa, 17/2) saham KLBF kembali ditutup menguat 0,56% atau 10 poin ke posisi Rp1.810.