Bisnis.com, TOKYO – Goldman Sach Asset Management memprediksi yen akan terjatuh sebesar 20% dalam 2 tahun ke depan karena aksi pemerintah Jepang yang tengah berusaha mendorong laju inflasi untuk pertumbuhan ekonomi.
Philip Moffitt, analis Goldman Sach Asset Management, mengatakan pelonggaran moneter yang dilakukan Jepang telah menyeret mata uangnya jatuh, sedangkan pendapatan perusahaan meningkat seiring dengan penyesuaian upah pekerja sesuai dengan inflasi yang rendah.
“Penurunan yen hingga ke level 140 yen per dolar AS adalah sesuatu yang wajar bila melihat kondisi dan kebijakan Jepang saat ini,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Senin (9/2/2015).
Lalu, transaksi berjalan Jepang pada tahun ini untuk jangka menengah dan panjang diperkirakan masih defisit.
Pada perdagangan hari ini sampai pukul 14:57 WIB, pergerakan yen menguat 0,13% terhadap dolar AS menjadi 118,96 yen per dolar AS.