Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank OCBC NISP Tbk akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2015 senilai Rp3 triliun pada kuartal I/2015.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan obligasi ini merupakan kelanjutan dari obligasi yang diterbitkan pada 2013 lalu.
“Nantinya, dana yang diperoleh dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2015 ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan perseroan untuk meningkatkan penyaluran kredit,” tulis Parwati dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis malam (22/1/2015).
Parwati merinci, obligasi berkelanjutan ini akan diterbitkan dalam 3 seri, yakni Seri A dengan tenor 370 hari dan bunga 9,00% per tahun.
Lalu, Seri B dengan bunga 9,40% dan tenor 2 tahun.
Terakhir, sebut Parwati, yakni Seri C dengan tenor 3 tahun dan bunga sebesar 9,8% per tahun.
“Di mana pembayaran bunga akan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali,” kata dia.
Adapun, obligasi berkelanjutan ini diganjar peringkat AAA (idn) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Fitch Ratings Indonesia.
Sementara itu, Bank OCBC NISP juga didukung PT Indo Premier Securities, PT Mandiri Sekuritas, PT NISP Sekuritas, PT OCBC Sekuritas, PT RHB OSK Securities Indonesia, dan PT Trimegah Securities Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi.
Dari laporan keuangan emiten berkode saham NISP ini, hingga akhir 2013, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp1,14 triliun atau naik 24,82% dari Rp915,45 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga kuartal III/2014, NISP telah membukukan laba bersih senilai Rp942,25 miliar atau tumbuh 12,39% dari Rp838,33 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, rasio non performing loan (NPL) bersih perseroan bertengger jauh di bawah rerata industri atau sebesar 0,7% pada kuartal III/2014.
Di sisi lain, capital adequacy ratio (CAR) pada sembilan bulan pertama tahun lalu tercatat sebesar 19,1%. Sedangkan, pada periode yang sama, net interest margin (NIM), return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 4,1%, 9,2%, 1,7%, dan 83,6%.
Sebelumnya, Parwati mengungkapkan tahun ini, NISP diproyeksikan bakal mencatatkan pertumbuhan volume bisnis pada kisaran 15%-20%.
“Karena kami melihat secara historis, setiap tahun setelah pemilu itu, percepatan pertumbuhannya terlihat. Jadi kami harapkan untuk 2015 itu, percepatannya akan sangat terasa,” jelas Parwati.