Bisnis.com, JAKARTA- Rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (6/1/2015) ditransaksikan turun 0,26% ke level Rp12.647 per dolar AS.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index membuka perdagangan hari ini, rupiah melemah 0,03% ke Rp12.610 per dolar Amerika Serikat.
“Masih adanya imbas dari berlanjutnya pelemahan harga kontrak minyak mentah dunia, (sehingga) pelaku pasar lebih memilih aset safe haven, diantaranya dolar AS. Di sisi lain ada kekhawatiran terhadap masalah Yunani yang melemahkan euro juga turut berimbas negatif pada rupiah. Terapresiasinya yuan seiring rilis rencana pemerintah China untuk mendorong pengerjaan proyek infrastruktur senilai 7 triliun yuan, belum cukup mampu direspons positif pelaku pasar,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya yang diterima hari ini Selasa (6/1/2015).
Rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (6/1/2015) ditransaksikan turun 0,26% di angka Rp12.647
Rupiah berbalik menguat 0,07% ke Rp12.605
Rupiah melemah 0,12% ke Rp12.629, dan bergerak di kisaran 12.601-12676. “Sentimen pelemahan rupiah masih terjaga dimana mata uang Garuda mungkin akan diperdagangkan di kisaran 12.600 hingga 12.700 untuk hari ini,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (6/1/2015)
Rupiah terdepresiasi 0,31% ke harga Rp12.653 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index membuka perdagangan hari ini, Selasa (6/1/2015), rupiah melemah 0,03% ke Rp12.610 per dolar Amerika Serikat.
Pada hari ini, Indeks dolar dari data Bloomberg, dibuka ke 91,374.
“Rupiah hari ini diperkirakan bergerak dikisaran 12.491—12.775 dengan kecenderungan melemah,” kata Analis Teknikal Bahana Securities Muhammad Wafi dalam risetnya yang diterima Selasa (6/1/2015)
“Masih adanya sentimen negatif membuat laju rupiah berpeluang kembali melanjutkan pelemahan,” kata Analis Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada dalam risetnya.