Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Terus Merosot, IHSG Tertekan

Indeks harga saham gabungan kembali memerah pada perdagangan hari ini seiring terkoreksinya indeks regional akibat terus turunnya harga minyak mentah dunia.n
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA- Indeks harga saham gabungan kembali memerah pada perdagangan hari ini seiring terkoreksinya indeks regional akibat terus turunnya harga minyak mentah dunia.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,98% pada level 5.169,06 pada perdagangan Selasa (6/1). Berdasarkan data Bloomberg, hampir semua indeks regional  memerah. Indeks Topix Jepang turun 2,9%, penurunan terbesar selama tiga bulan ini, karena yen mendulang penaikan 0,4% ke 119,22 per dolar AS.

Kemudian, Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,7%. Indeks Taiex Taiwan jatuh 2,4%. Indeks Straits Times Singapura turun 1,4%. S&P/ASX 200 Australia turun 1,6%, sementara Indeks NZX 50 jatuh 0,7%. Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1%, sementara Hang Seng China Enterprises Index jatuh 1,8%.

Adapun, selama dua hari berturut-turut, asing mencatatkan aksi jual bersih hingga Rp584,3 miliar. Analis PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan memerahnya IHSG pada perdagangan hari ini disebabkan oleh terus merosotnya harga minyak mentah dunia yang sudah di bawah US$50 per barel. Menurutnya, penurunan harga minyak mentah dunia mendorong indeks regional ikut terkoreksi.

“Sebenarnya, pada Jumat minggu lalu masih tumbuh meski data inflasi tinggi dan neraca perdagangan defisit. Namun data tersebut membuat IHSG rentan sentimen negatif, puncaknya ketika regional memburuk akibat minyak mentah, IHSG ikut terhempas,” kata Satrio saat dihubungi Bisnis, Selasa (6/1)

Ditambah, penguatan dollar Amerika Serikat (AS) yang membuat rupiah terguncang dan IHSG terkoreksi. “Turunnya harga minyak mentah membuat saham-saham migas hampir semuanya terkoreksi. Rupiah melemah, semakin membuat IHSG tertekan.”

Dia memprediksi, IHSG pada perdagangan besok akan berada pada level support 5.100-5.125 dan level resisten 5.200. “Kemungkinan besar masih melanjutkan tren turun, tetapi masih harus lihat regional. Paling menunggu, pergerakan utamanya kan regional dan harga minyak,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper