Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Di Perdagangan Asia Kian Terpuruk

Harga minyak merosot lebih jauh di perdagangan Asia pada Jumat, dengan para analis memperingatkan sedikit jeda dari penjualan setelah terjun lebih dari 40 persen sejak Juni.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA -  Harga minyak merosot lebih jauh di perdagangan Asia pada Jumat (12/12/2014), dengan para analis memperingatkan sedikit jeda dari penjualan setelah terjun lebih dari 40 persen sejak Juni.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 66 sen menjadi US$59,29  di perdagangan sore.

Kontrak WTI pada Kamis ditutup di bawah batas psikologis US$60  di New York untuk pertama kalinya sejak Juli 2009.

Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 29 sen menjadi US$63,39  per barel, tulis AFP/Antara.

"Tampaknya tidak ada bantuan untuk harga minyak saat ini," Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney, mengatakan kepada AFP.

"Sentimen bearish tidak mungkin berubah sampai akhir tahun kecuali kita melihat penurunan yang signifikan dalam tingkat produksi global atau gangguan persediaan," kata dia.

Harga WTI dan Brent telah jatuh drastis sejak mencapai tertinggi 2014 masing-masing US$106  dan US$115  pada Juni.

Penurunan tersebut telah dikaitkan dengan perlambatan pertumbuhan di Tiongkok dan negara-negara berkembang, resesi di Jepang dan hampir stagnasi di zona euro.

Selain itu, OPEC pada bulan lalu mengatakan akan mempertahankan tingkat produksi meskipun pasokan global cukup, sebagian karena minyak ekstrak lebih murah dari batuan serpih di Amerika Utara.

McCarthy mengatakan pada tingkat di bawah US$60, penurunan harga kemungkinan menghadapi "resistensi lebih besar daripada saat ini".

Para analis mengatakan pasar minyak mentah telah mengabaikan data yang menunjukkan kenaikan penjualan ritel AS pada November, yang menimbulkan harapan tentang permintaan konsumen di ekonomi terbesar dunia itu.

BACA JUGA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper