Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak dunia anjlok lebih dari empat persen pada Senin (8/12/2014) atau Selasa (9/12/2014) pagi WIB ke posisi terendah baru lima tahun, di tengah meningkatnya kekhawatiran kelebihan pasokan karena pertumbuhan ekonomi global melambat.
Kontrak berjangka utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, merosot 2,79 dolar AS, menetap di 63,05 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak akhir Juli 2009.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, ditutup pada 66,19 dolar AS per barel di perdagangan London, penutupan terendah sejak September 2009, atau berkurang 2,88 dolar AS.
Kedua kontrak jatuh 4,2 persen.
"Pasar minyak global memperpanjang tren penurunan harga mereka karena meluasnya pengakuan bahwa tidak akan ada penyesuaian kembali (rebalancing) dengan cepat dari pasar fisik," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Harga minyak telah turun drastis dari posisi tertingginya 2014 pada Juni karena perlambatan pertumbuhan di Tiongkok dan negara-negara berkembang, resesi di Jepang dan hampir terhentinya pertumbuhan ekonomi di zona euro. Keputusan OPEC baru-baru ini untuk mempertahankan produksinya tak berubah meskipun pasokan global cukup telah lebih jauh membebani pasar.
Pada Senin, para pedagang tertekan data mengecewakan dari Tiongkok, konsumen energi terbesar di dunia dan ekonomi terbesar kedua, serta Jepang.
Pertumbuhan ekspor Tiongkok melambat tajam pada November dan impor secara mengejutkan mengalami kontraksi, mendorong surplus perdagangan negara itu mencapai rekor 54,47 miliar dolar AS.
"Data ekspor yang lemah memperkuat ekspektasi pasar untuk pelonggaran kebijakan oleh Beijing," analis Central China Securities Zhang Gang mengatakan kepada AFP.
Resesi Jepang yang lebih dalam dari perkiraan sebelumnya, karena pemerintah merevisi kontraksi kuartal ketiga menjadi 0,5 persen dari 0,4 persen.
"Permintaan hampir tidak mungkin tumbuh cukup dalam jangka pendek untuk kelebihan pasokan yang besar dapat terserap dalam kuartal pertama dan kedua tahun depan," kata analis Commerzbank dalam sebuah catatan pasar.
Bank investasi Morgan Stanley, dalam sebuah catatan penelitian tentang prospek minyak mentahnya memroyeksikan bahwa situasi kelebihan pasokan pasar akan mencapai puncaknya pada kuartal kedua 2015 tanpa intervensi OPEC untuk mengencangkan produksinya.
Bank memprediksi harga masih akan jatuh hingga paruh pertama tahun depan.
"Pasar mungkin menemukan keseimbangan paling dini (babak kedua) melalui stimulasi permintaan, pertumbuhan produksi AS yang lebih lambat dan/atau penghentian," katanya. (Antara/AFP)
BACA JUGA