Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA JEPANG (8 Desember): Yen Menguat, Nikkei & Topix Akhiri Reli Positif

Bursa saham Jepang mengakhir reli positif selama tujuh hari berturut-turut pada perdagangan Selasa (09/12/2014), seiring kembali menguatnya yen terhadap dolar AS dan penurunan harga minyak dunia yang menekan kinerja emiten sektor energi.Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini terkoreksi 0,68% ke level 17.813,38 setelah pada Senin (08/12/2014) berakhir menguat 0,08% ke level 17.935,64. Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 17.773,3 hingga 17.892,16.
/Antara
/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang mengakhir reli positif selama tujuh hari berturut-turut pada perdagangan Selasa (09/12/2014), seiring kembali menguatnya yen terhadap dolar AS dan penurunan harga minyak dunia yang menekan kinerja emiten sektor energi.

Indeks Nikkei 225 pada akhir perdagangan hari ini terkoreksi 0,68% ke level 17.813,38 setelah pada Senin (08/12/2014) berakhir menguat 0,08% ke level 17.935,64. Sepanjang hari ini, Nikkei 225 bergerak di kisaran 17.773,3 hingga 17.892,16.

Dari 225 saham yang ditampilkan di data Bloomberg, 60 diantaranya menguat, 159 melemah, dan 6 stagnan.

Saham SoftBank Corp dan Tokyo electron Ltd menjadi penekan indeks dengan koreksi masing-masing 2,66% dan 3,36%. Sementara itu, saham KDDI Corp dan Fast Retailing Co Ltd menguat 2,02% dan 0,61%.

Di sisi lain, indeks Topix melemah 0,79% ke level 1.436,09, setelah pada Senin (08/12/2014) berakhir naik 0,13% ke 1.447,58. Sepanjang hari ini indeks bergerak di kisaran 1.433,52 hingga 1.442,01.

Dari 1.831 saham yang tercantum di data Bloomberg, 370 diantaranya menguat, 1.371 melemah, dan 90 stagnan.

Angus Gluskie, Managing Director White Funds Management, mengatakan pergerakan harga minyak akhir-akhir sangat cepat dan masif, sehingga menimbulkan ketidakpastian yang besar juga.

“Dalam jangka panjang, hal itu akan positif untuk banyak hal. Namun dalam jangka pendek, itu bisa jadi pukulan langsung bagi posisi perusahaan berbasis sektor minyak,”ujarnya, seperti dikutip Bloomberg Selasa (09/12/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper