Bisnis.com, TOKYO—Nikel naik dari level terendah dalam tujuh bulan diikuti timah yang menguat akibat harga dinilai sudah terlalu rendah setelah ekonomi Amerika Serikat sebagai konsumen logam industri kedua terbesar dunia terus mengalami perbaikan.
Output pabrik di AS sendiri mengalami rebound. Selain itu, data pembangunan rumah baru juga menunjukkan tanda-tanda positif bagi kondisi ekonomi negara tersebut. Di bagian dunia lain, kekhawatiran akan pelemahan ekonomi China dan Eropa membuat logam semakin terbebani.
Kepala Riset FastMarkets William Adam mengatakan nikel dan timah sudah mengalami oversold. Akibatnya, harga mulai merangkak naik lagi.
"Dalam jangka pendek, harga mungkin akan mendapatkan beberapa dorongan ke atas karena para investor mulai mencari keuntungan di tengah harga yang sudah sangat rendah,” katanya seperti dikutip Bloomberg, Jumat (17/10/2014).
Sore ini, nikel untuk pengiriman tiga bulan naik 1,1% menjadi US$15.635 per ton di London Metal Exchange (LME). Adapun timah naik 0,8% menjadi US$19.400 per ton.