Bisnis.com, JAKARTA- Pembangunan pabrik semen senilai Rp2,9 triliun milik PT Semen Baturaja Tbk siap direalisasikan di penghujung 2014 seiring dengan terpilihnya kontraktor.
Ageng Purboyo, Direktur Keuangan Semen Baturaja mengatakan sejak awal tahun, setidaknya ada 11 perusahaan asing yang telah berminat untuk membangun pabrik baru yang berlokasi di Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan itu.
Adapun kini, perseroan sudah menetapkan pemenang tender yang akan menjalankan proyek yang dinamai pabrik Baturaja II.
“Sudah terpilih, kontraktor dari China. Tinggal teken kontrak pada November ini, nilainya itu Rp2,9 trliun,” kata Ageng saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (8/10).
Setelah penandatangan kontrak, emiten berkode saham SMBR ini akan langsung mempersiapkan semua peralatan dan mesin-mesin yang akan digunakan. Adapun lahan yang akan digunakan juga sudah siap.
“Setelah itu mobilisasi peralatan dan mesin yang didatangkan dari Eropa, kemungkinan konstruksi akhir tahun ini, atau mungkin awal tahun depan,” jelasnya.
Pabrik Baturaja II ditargetkan bisa berdiri pada akhir 2016 dan mulai beroperasi komersial di awal 2017.
Pabrik dengan kapasitas 1,85 juta ton per tahun ini akan meningkatkan kapasitas produksi perseroan menjadi 3,85 juta ton per tahun. Kapasitas produksi saat ini 2 juta ton per tahun.
Menurut Ageng, investasi ini akan menggunakan kas internal dan pinjaman perbankan. Meski demikian, pihaknya yakin belum memerlukan pinjaman dana dari perbankan dalam waktu dekat.
Pasalnya, kas internal perusahaan dinilai masih cukup untuk membiayai proyek ini. Dia memaparkan, dana hasil initial public offering (IPO) masih ada Rp1,2 triliun.
Adapun dari perputaran uang perusahaan, setiap tahunnya ada tambahan Rp400 miliar per tahun sehingga total kas sampai akhir tahun sekitar Rp1,6 triliun.
Meski demikian, tidak sedikit perbankan pemerintah yang menawarkan pinjaman kepada perseroan. “Sampai tahun depan kas internal masih cukup untuk membiayai.
Mungkin butuh 2016. Yang pasti sekarang ami tidak punya utang, jadi ketika kami memerlukan pinjaman sekitar Rp500 miliar nantinya, tidak masalah.”
Pada tahun ini, perseroan sudah menggelontorkan dana sekitar Rp500 miliar sebagai uang muka pembangunan proyek ini.
Setoran tersebut menggunakan anggaran belanja modal perusahaan (capital expenditure/capex) perusahaan yang tahun ini dipatok Rp600 miliar.