Bisnis.com, JAKARTA— Kurs rupiah atas dolar Amerika serikat pada hari ini, Senin (29/9/2014), pada pk. 12:49 WIB melemah 1,03% ke Rp12.172.
“Investor berhati-hati menjelang publikasi data inflasi, neraca perdagangan, dan manufaktur Indonesia pada 1 Oktober,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (29/9/2014).
Dikemukakan pada grafik harian, naiknya indikator MACD dapat menyediakan tekanan pelemahan bagi rupiah. Sentimen pelemahan masih terjaga dengan rupiah yang diperdagangkan di atas MA 50-100-200 harian. Namun, rupiah perlu mencatatkan level penutupan harian di atas resisten 12.280 untuk menambah tekanan pelemahan.
Kegagalan mengatasi resisten 12.280, tambahnya, dapat mendorong aksi profit-taking terutama dengan indikator Stochastic dan RSI yang berada di area overbought.
Adapun sentimen yang mempengaruhi laju rupiah:
- Data Makro Ekonomi RI
Investor berhati-hati menjelang publikasi data inflasi, neraca perdagangan, dan manufaktur Indonesia oleh BPS pada 1 oktober 2014
- Tangguhnya kinerja dolar AS
Dolar AS menguat setelah data yang dirilis Jumat menunjukan kenaikan PDB AS menegaskan tangguhnya kinerja ekonomi Paman Sam. Ini dapat menegaskan persepsi jika bank sentral AS mungkin dapat menaikan suku bunga lebih cepat setelah mengakhiri program pembelian obligasinya seiring berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi AS
- Investor khawatir berlarutnya defisit neraca perdagangan Indonesia
Kekhawatiran tersebut muncul setelah adanya data yang menegaskan ancaman perlambatan ekonomi China, mitra dagang utama Indonesia. Laba industri RRT menunjukan penurunan tahunan 0,6% di Agustus. Lebih buruk dari publikasi sebelumnya yang meningkat 13,5%
- Investor waspadai risiko politik Indonesia
Kewaspadaan tersebut muncul setelah koalisi partai pendukung Jokowi kalah dalam voting UU Pilkada. Ini dapat menimbulkan keraguan akan kemampuan Presiden Indonesia berikutnya dalam menjalankan program reformasi struktural yang dicanangkannya mengingat koalisi partai pendukung Jokowi hanya memiliki suara 39% di DPR.