Bisnis.com, JAKARTA— Bursa emas berjangka turun setelah bursa saham AS dan Eropa menguat, membatasi permintaan terhadap logam mulia sebagai aset alternatif.
Bursa saham menguat seiring dengan optimisme terhadap kinerja emiten. Indeks keyakinan konsumsi AS menguat ke level tertingginya dalam 7 tahun pada Juli.
Sebelumnya, emas sempat menyentuh level tertinggi dalam sepekan seiring tingginya permintaan ditengah konflik Gaza dan Ukraina. Namun, logam mulia itu mengarah kepada pelemahan bulanannya seiring outlook kenaikan tingkat suku bunga di AS.
Adapun dolar AS naik ke level tertinggi dalam 7 pekan terhadap 10 mata uang utama sebelum Federal Reserve memulai rapat kebijakan selama 2 hari yang akan diselenggarakan pada hari ini.
“Sulit untuk membangun posisi jangka panjang. Sepertinya tidak perlu berada di posisi jangka panjang untuk emas saat ini,” ujar Frank Lesh, Trader FuturePath Trading LLC, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (30/7/2014).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di bursa komoditas New York acuan Comex Gold untuk kontrak Desember 2014 turun 0,39% atau US$5,1/ons ke US$1.300,7/ons pada perdagangan Selasa (29/7/2014) pukul 17.07 waktu New York atau Rabu (30/7/2014) pukul 04.07 WIB.
Jika dikonversikan ke rupiah dengan mengacu kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (25/7/2014) sebesar Rp11.591 maka harga emas turun Rp1.900/gram ke level Rp484.717/gram.