Bisnis.com, JAKARTA— Kresna Securities memprediksikan likuiditas di pasar primer surat utang negara (SUN) Indonesia masih terjaga, seiring dengan sentimen domestik yang masih kondusif.
Pada lelang SUN yang dilakukan pada pekan lalu, yaitu pada Selasa (8/7/2014), total permintaan yang masuk mencapai Rp22,3 triliun atau 2,2x dari target indikatif sebesar Rp10 triliun. Pemerintah menyerap Rp15 triliun.
“Ke depan, kami percaya likuiditas masih akan terjaga pada lelang sukuk yang akan dilakukan Selasa (15/7/2014). Pemerintah menargetkan Rp1,5 triliun,” tulis Kresna Securities dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (14/7/2014).
Kresna Securities mengemukakan surat utang negara cenderung bergerak menguat pada sesi perdagangan pekan lalu.
Adapun pergerakan SUN pekan lalu adalah:
- FR0069 (5 tahun) yield naik 1bps
- FR0070 (10 tahun) yield turun 6bps
- FR0071 (15 tahun) yield turun 4bps
- FR0068 (20 tahun) yield turun 5bps
“Meningkatnya minat beli di pasar SUN Indonesia ini tidak terlepas dari sentimen positif di pasar domestik,” tulis Kresna Securities dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (14/7/2014).
Sentimen positif tersebut adalah cadangan devisa pada Juni 2014 yang naik 0,7% MoM ke US$ 107,7 triliun, dan dan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 7,5%.
Untuk pasar obligasi di bursa global, pelaku pasar di Eropa kembali memburu aset safe haven seiring dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap likuiditas di sektor perbankan Portugal, terutama setelah salah satu bank utama Portugal (Banco Espirito Santo) diberitakan mengalami penundaan pembayaran bunga surat utang jangka pendek.
Hal tersebut membuat imbal hasil Portugal naik 28bps ke level 3,85%, dan yield SUN Jerman dan Prancis (tenor 10 tahun) turun 6bps dan 5bps ke level 1,2% dan 1,64%.
Minat beli terhadap SUN di pasar AS pun kembali meningkat. Yield turun 12bps ke level 2,52%), diduga terpicu spekulasi IMF akan memangkas proyeksi pertumbuhan global.