Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPUK INDONESIA: Kupon Obligasi Tak Diminati Investor?

Pemangkasan nilai emisi obligasi PT Pupuk Indonesia (Persero) hingga Rp2 triliun diprediksi akibat kupon yang ditawarkan tidak diminati investor.
Sebagai perusahaan yang terintegrasi PIHC juga menjalankan berbagai usaha yang mendukung kegiatan utama, seperti pengangkutan, pertanian dan perkebunan, pertambangan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya. /pupuk indonesia
Sebagai perusahaan yang terintegrasi PIHC juga menjalankan berbagai usaha yang mendukung kegiatan utama, seperti pengangkutan, pertanian dan perkebunan, pertambangan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya. /pupuk indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Pemangkasan nilai emisi obligasi PT Pupuk Indonesia (Persero) hingga Rp2 triliun diprediksi akibat kupon yang ditawarkan tidak diminati investor.

Analis PT Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga menilai pemangkasan nilai emisi obligasi terjadi akibat dua pertimbangan.

Pertama, terkait kondisi pasar yang tidak stabil. Emiten yang memperoleh masukkan dari underwriter, melihat kemungkinan daya serap emisi obligasi tidak terlalu tinggi.

"Mungkin karena kupon karena masih di bawah double digit," katanya kepada Bisnis.com, Senin (7/7/2014).

Setelah penawaran umum obligasi I Pupuk Indonesia 2014, pada 3 Juli lalu, jumlah pokok obligasi yang diterbitkan sebesar Rp1,699 triliun. Sebelumnya, perseroan mengoreksi nilai emisi obligasi dari Rp3,7 triliun menjadi Rp2,15 triliun.

Obligasi tersebut terbagi dalam 2 seri, yakni seri A dengan nilai Rp558 miliar. Obligasi seri A ini memiliki kupon bunga 9,625% per tahun dengan jangka waktu 3 tahun.Adapun seri B yang ditawarkan sebesar Rp1,131 triliun dengan bunga obligasi sebesar 9,95% per tahun. Jangka waktu yang ditetapkan untuk seri B adalah 5 tahun.

Kedua, proyek yang akan dibiayai dari penghimpunan dana obligasi tersebut kemungkinan tertunda akibat perlambatan ekonomi. Dia memprediksi perencanaan untuk ekspansi Pupuk Indonesia harus tertunda di tengah jalan.

Bila rencana ekspansi itu tertunda, sambungnya, emiten dipastikan mempertimbangkan untuk tidak menyerap dana obligasi. Pasalnya, penyerapan akan mengakibatkan emiten membayar kupon, sedangkan dana obligasi itu berstatus iddle.

Sebelumnya, terdapat rencana penggunaan dana sebesar 7% dari nilai obligasi akan diberikan sebagai pinjaman kepada entitas yang akan dibentuk oleh perseroan dalam pengembangan bisnis properti. Namun, dalam prospektus yang terakhir diterbitkan, rencana tersebut dihapuskan.

Untuk saat ini, katanya, kupon bunga obligasi rata-rata di atas 10%. Pupuk Indonesia masih menawarkan kupon rata-rata di bawah double digit dengan jangka waktu 3 dan 5 tahun.

Dia menambahkan investor masih memprediksi tren potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate. Sehingga, investor lebih mengharapkan kupon yang diterbitkan bisa double digit.

"Investor kebanyakan adalah investor institusi dan dana pensiun. Kebanyakan dana pensiun ingin minimal 10,5%, kalau hanya 1 tahun, bunga 9,5% masih bisa diambil," jelasnya.

Dalam aksi korporasi tersebut, Pupuk Indonesia menunjuk empat underwriter, yakni PT BCA Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT HSBC Securities Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper