Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Suap Bupati Bogor Seret Nama Sentul City, Simak Review Saham BKSL

JAKARTA - Berita pada pertengahan mei mengenai penyuapan bupati bogor yang dilakukan pegawai PT. Bukit Jonggol Asri (BJA) untuk memuluskan perizinan alih fungsi kawasan hutan di Bogor menjadi lahan perumahan, telah menyeret presdir PT Sentul City Tbk (BKSL) untuk dimintai keterangan oleh KPK.
 Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Berita pada pertengahan mei mengenai penyuapan bupati bogor yang dilakukan pegawai PT. Bukit Jonggol Asri (BJA) untuk memuluskan perizinan alih fungsi kawasan hutan di Bogor menjadi lahan perumahan, telah menyeret presdir  PT Sentul City Tbk (BKSL) untuk dimintai keterangan oleh KPK.

Bukit Jonggol Asri merupakan perusahaan yang dimiliki oleh BKSL (65%) dan ELTY (35%). Karenanya saham perseroan turun hingga 48% dari Rp160/saham pada pertengahan Mei ke level teredah Rp83/saham, sebelum akhirnya naik kembali ke level Rp106/saham pada penutupan kemarin (30/6/2014).

Menurut tim riset PT Daewoo Securities Indonesia, perseroan telah melakukan klarifikasi dan membantah pelaku penyuapan tersebut adalah pegawai BJA. 

“Menurut kami berita tersebut menjadi sentiment negative dalam jangka pendek, dikarenakan kasus ini lebih ke individu dan bukan institusi kami melihat tidak akan mempengaruhi fundamental,” ujarnya melalui riset, Selasa (1/7/2014).

Riset ini menjelaskan perseroan dan anak usahanya memiliki land bank seluas 13.600 hektar di Sentul, Bogor – Jawa Barat. Pada 2013, perseroan dapat membukukan kenaikan pendapatan sebesar 55%  menjadi Rp962 miliar, sedangkan laba operasi perseroan turun 70% menjadi Rp69 miliar, dikarenakan rugi selisih kurs sebesar Rp176 miliar. Laba bersih perseroan meningkat 185% dikarenakan pengaruh positif pembukuan dari akuisisi BJA.

Kemarin, perseroan mengeluarkan kinerja 1Q14, dimana penjualan turun 48% menjadi Rp124 miliar, tetapi penjualan marketing sampai bulan mei telah mencapai Rp811 miliar atau naik 1% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara laba bersih perseroan turun 95% menjadi Rp4,3 miliar.

“Walaupun kinerja kuartal pertama mengecewakan namun berdasarkan hitungan sederhana kami, dengan rata-rata harga tanah Rp500.000/m2 dan 50% merupakan saleable land, maka NAV perseroan berada di angka Rp622/saham.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : PT Daewoo Securities Indonesia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper