Bisnis.com, JAKARTA – Potensi penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (30/6/2014) diprediksi masih terbatas.
Zulfirman Basir, analis dan peneliti PT. Monex Investindo Futures, mengatakan potensi penguatan masih terbatas dan bersifat koreksi pasca tajamnya pelemahan sejak pertengahan Juni.
“Rupiah perlu mencatatkan level penutupan harian yang semakin rendah setiap harinya untuk melanjutkan momentum penguatan, dimana kegagalan dapat mengembalikan tekanan pelemahan,” ujarnya dalam hasil riset yang diterima Bisnis, Senin (30/6/2014).
Dari sisi fundamental, tambahnya, pelemahan dolar AS pada hari Jumat masih memberikan sentimen positif untuk rupiah. Mulai turunnya harga minyak dunia dari level tinggi 9 bulan juga meredakan kekhawatiran investor terhadap defisit anggaran pemerintah dan neraca transaksi berjalan Indonesia.
Level 12.010 dan 12.105 (harga tertinggi 30 dan 27 Juni) merupakan resisten. Level 11.895 dan 11.815 (harga terendah 19 Juni dan tertinggi 12 Juni) akan menjadi support. Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran 11.895 hingga 12.010 untuk hari ini.
Meski demikian, investor juga terlihat waspada menjelang publikasi data manufaktur, inflasi, dan neraca perdagangan Indonesia pada 1 Juli 2014 yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut akan kondisi perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini.
Investor juga terlihat berhati-hati menjelang pemilu presiden pada 9 Juli 2014.
Pada pukul 11:01 WIB, rupiah berada pada level Rp11.935/US$ atau menguat 0,5% dibandingkan dengan akhir perdagangan sebelumnya, Jumat (27/6/2014), yang berhenti pada Rp11.995/US$.