Bisnis.com, JAKARTA- Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat minggu ini betah bertengger di level Rp12.000, meski pada akhir pekan menclok di level Rp11.995 yaitu mampu menguat 104 poin atau 0,86%.
Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko mengemukakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat yang sempat bertahan di level di atas Rp12.000 tidak banyak mempengaruhi gerak indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini.
“Pelemahan rupiah di atas 12.000 tidak banyak pengaruhi IHSG,” kata Periset Senior HD Capital Yuganur Wijanarko dalam riset sepekannya.
Dikemukakan APBN 2014, rupiah per dolar AS dipatok di 11.600-11.700, sehingga tidak jauh dari 12.000. Dampaknya menyebabkan defisit tidak terlalu besar.
“Pasar sudah terbiasa dengan rupiah di range 11.500-12.000 selama lebih dari setahun, sehingga tidak berdampak lagi pada barang dan inflasi,” kata Yuganur.
Di samping itu, ujarnya, pasar juga masih optimistis kekuatan rupiah akan kembali pulih setelah pemilu presiden yang digelar pada 9 Juli 2014.
“Pascapemilu presiden dolar (diyakini) turun. Pasar masih optimistis,” ujarnya.
Bahkan, ujarnya, ada yang meyakini rupiah akan menguat signifikan hingga akhir tahun, paling tidak ke 10.900 sehingga APBN akan di posisi surplus dengan rate di 11.600-11.700.
Pergerakan Rp/US$
Tanggal | Rp/US$ |
27/6 | 11.995 |
26/6 | 12.099 |
25/6 | 12.090 |
Sumber: Bloomberg Dollar Index, 2014