Bisnis.com, JAKARTA— Aksi pemberontakan di Irak terus memanaskan harga minyak mentah.
Pada perdagangan hari ini, Senin (16/6/2014), harga minyak di bursa New York Mercantile Exchange (Nymex) berada di US$ 107,36 per barel atau menguat 0,42%.
Menjadi harga tertinggi terhitung sejak awal Januari tahun ini. Bahkan minyak tidak pernah melemah sejak Jumat (6/6/2014).
“Investor cukup cemas dengan potensi terganggunya supplai energi dunia dengan perkembangan situasi terakhir di Irak dan Ukraina,” kata Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (16/6/2014).
Dikemukakan aksi pemberontakan di Irak terus meluas, kota Tal Afar kini dikuasai pemberontak. Ukraina juga gagal mencapai kesepakatan gas dengan Rusia, sehingga berpotensi mengganggu pasokan gas Rusia ke Eropa.
“Ini mungkin masih bisa memberikan sentimen positif untuk minyak,” kata Zulfirman.
Meski demikian, tambahnya, investor juga waspada menjelang pertemuan FOMC pada 17-18 Juni 2014.
Federal Reserve, tambahnya, diprediksi akan kembali melanjutkan kebijakan tapering dan sinyalkan potensi kenaikan suku bunga pada tahun depan.
“Outlook minyak masih bullish. Minyak diprediksi dapat menguat dengan target kenaikan $108.40. Minyak WTI mungkin akan diperdagangkan di kisaran $106.60 hingga $108.50 untuk hari ini,” kata Zulfirman.