Bisnis.com, JAKARTA--PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk. (DAJK) menjadi perusahaan pertama dari industri kemasan yang mencatatkan sahamnya untuk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Witjaksono, Direktur Keuangan DAJK, mengatakan proses initial public offering (IPO) perusahaan sempat tertunda, karena alotnya negosiasi dengan anchor investor. Pasalnya, hingga saat ini belum ada perusahaan dari industri kemasan yang mencatatkan sahamnya di pasar modal dalam negeri.
"Rencana menjadi perusahaan publik sudah sejak tahun lalu, tetapi baru bisa direalisasikan tahun ini. Negosiasi dengan anchor investor pun sempat alot, karena belum ada banchmark di dalam negeri," katanya di Jakarta, Rabu (14/5/2014).
Saham DAJK sendiri langsung naik naik 6,38% menjadi Rp495 per saham saat mulai diperdagangkan. Dalam proses IPO, perusahaan menawarkan sahamnya dengan harga Rp470 per lembar saham, sehingga DAJK meraih total dana Rp470 miliar dari 1 miliar saham yang dilepasnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen, mengatakan penerapan good corporate governance (GCG) pada emiten baru harus lebih baik dari sebelumnya. BEI pun akan terus mengawasi kepatuhan perusahaan dalam menjalankan aturan GCG yang sudah ada.
"Kami berharap dengan kehadiran perusahaan (DAJK) akan menjadi awal yang lebih baik bagi pasar modal juga," ujarnya.
DAJK melepas 40% sahamnya atau sebanyak 1 miliar lembar ke publik untuk mendapatkan tambahan modal. Sekitar 40% dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan sebagai belanja modal, sedangkan 60% sisanya untuk modal kerja.