Bisnis.com, PANGKALPINANG - Volume transaksi timah di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) sepanjang Februari tercatat 4.080 ton naik 4,48% dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 3.795 ton.
Berdasarkan data BKDI, transaksi timah di BKDI pada Januari tahun ini tercatat turun hingga 53,97% dibandingkan dengan transaksi periode Desember tahun lalu sebesar 8.245 ton.
Sesuai ketentuan, perdagangan timah untuk pasar ekspor harus melalui BKDI, merujuk Permendag No. 32/2013 tentang Ketentuan Ekspor Timah.
BKDI membuka konferensi dan eksibisi timah Indonesia di hotel Novotel, yang dijadwalkan berlangsung 11-12 Maret 2014.
Direktur utama BKDI Megain Widjaja menyebutkan sebagai negara produsen timah terbesar, Indonesia seharusnya menjadi penentu harga timah dunia.
"Harga timah indonesia berangsur-angsur mulai menjadi acuan harga internasional," ujarnya saat membuka konferensi, Selasa (11/3/2014).
Berdasarkan data IRTI, disparitas harga timah di bursa timah Indonesia dan London Metal Exchange (LME) pada Desember 2013 cukup jauh, yaitu US$21.500 per ton di London dan US$23.100 per ton di Indonesia.
Sementara itu, harga timah di pasar Indonesia dan London per februari 2014 kini berkisar US$23.200, di mana disparitas harga relatif tidak terlalu jauh.
Harga timah Indonesia yang berangsur-angsur menjadi harga acuan internasional tersebut merupakan dampak dari Permendag No. 32/2013, di mana eksportir timah batangan, sebelum mengekspor produknya, harus memperdagangkan timah batangan di BKDI.