Bisnis.com, SINGAPURA — Gandum menanjak ke level tertinggi dalam 17 bulan sedangkan jagung melambung ke posisi terkuat sejak September 2013. Hal ini terhadi di tengah ketegangan di Ukraina, salah satu negara eksportir utama kedua biji-bijian tersebut.
Keputusan Rusia untuk menaruh pasukannya di Crimea, wilayah Ukraina yang dahulu dikuasai oleh Rusia membuat ketegangan meruncing. Langkah tersebut juga memicu kekhawatiran dunia terhadap pecahnya konflik AS-Rusia yang mereda sejak berakhirnya perang dingin.
Data dari International Grains Council menunjukkan Ukraina berpotensi menjadi eksportir jagung terbesar ketiga tahun ini. Negara itu juga tercatat sebagai pemasok gandum terbesar ke enam. Sebelumnya Ukraina diperkirakan bakal mengekspor sekitar 9,5 juta ton gandum tahun ini, naik dibanding musim 2012-2013 yang hanya mencapai 7,1 juta ton.
Analis komoditas dari Commonwealth Bank of Australia Luke Mathews mengatakan pada Bloomberg ketegangan antara Ukraina dan Rusia mendongkrak harga komoditas biji-bijian. “Peran wilayah Laut Hitam dalam pasar biji-bijian dan ekspornya meningkat beberapa tahun belakangan,” kata Mathews.
Hingga Senin (3/3/2014) malam harga kontrak gandum untuk pengiriman Mei melonjak 5,27% menjadi US$6,34 per bushel di Chicago Board of Trade (CBOT). Kenaikan harian ini adalah yang tertinggi sejak 28 September 2012. Sementara itu jagung tercatat melonjak 3,24% ke level US$4,78 per bushel.