Bisnis.com, JAKARTA— Setelah mencetak surplus pada Oktober—Desember 2013, neraca perdagangan pada Jnuari 2014 mengalami deficit sebesar US$430,6 juta.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengermukakan tampaknya dampak pembatasan ekspor mineral telah terjadi, melihat penurunan ekspor bijih nikel pada Januari sebesar 35 % y-y (70 % m-m ) .
“Pasar mulai mempertanyakan keberlanjutan surplus perdagangan yang muncul dalam tiga bulan terakhir berturut-turut ,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (3/3/2014).
Dia mengatakan selain minyak dan gas Bumi , setidaknya ada tiga komoditas terkait komponen ekspor yang turun drastis pada Januari 2014 yaitu bijih batubara , CPO, dan nikel .
Rangga memperkirakan pada Februari, pembatasan ekspor mineral akan menunjukkan dampak yang relatif lebih besar untuk neraca perdagangan dari angka Januari.
Neraca Perdagangan
Bulan | Neraca perdagangan (US$) |
Desember 2013 | Surplus 1,52 miliar |
November 2013 | Surplus 776,8 juta |
Oktober 2013 | Surplus 42,4 Juta |