Bisnis.com, JAKARTA – Harga tembaga di New York turun ke level terendah, lebih dari tiga pekan, di tengah kekhawatiran pemulihan ekonomi di AS yang kemungkinan goyah pada saat pertumbuhan China melambat, sehingga mengganggu permintaan logam.
Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja, klaim pengangguran di AS meningkat sebesar 14.000 menjadi 348.000 sepanjang pekan yang berakhir pada 22 Februari, melebihi semua perkiraan dalam survei level tertinggi dalam sebulan.
“Prospek ekonomi China sepertinya telah mendominasi fokus pasar,” ujar Tom Power, broker komoditas senior di RJO Futures di Chicago seperti dikutip Bloomberg, Jumat (28/2/2014).
Menurutnya, laporan kenaikan klaim pengangguran di AS meresahkan pasar. “Kita perlu melihat beberapa data ekonomi riil yang kuat sebelum pasar mulai diperdagangkan lebih tinggi.”
Harga tembaga berjangka untuk pengiriman Mei turun 0,5% menjadi US$3,201 per pon pada pukul 01:18 di Comex di New York, setelah menyentuh US$3,1835, terendah sejak 4 Februari.
“The Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan strategi bertahap pemangkasan pembelian aset, apalagi karena membutuhkan waktu untuk memulihkan pasar,” kata Ketua Janet Yellen dalam sambutannya yang disampaikan ke Komite Perbankan Senat.
Di London Metal Exchange, harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan turun kurang dari 0,1% menjadi US$7,025 per metrik ton ( US$3,19 per pon ). Logam menyentuh US$6.993,50, terendah sejak 4 Desember.
Stok logam yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange berada pada titik tertinggi sembilan bulan. Pesanan untuk menghilangkan logam dari gudang dipantau oleh LME jatuh untuk sesi keenam 149.250 ton, terendah sejak April.
Sementara itu, harga nikel dan seng naik di London, sedangkan aluminium jatuh, tetapi timah tidak berubah.