Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Ritel Eceran Patut Dilirik, Simak Ulasannya

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengemukakan saham emiten ritel eceran produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods) berprospek dan layak koleksi.
Hypermart/Bisnis
Hypermart/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengemukakan saham emiten ritel eceran produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods) berprospek dan layak koleksi.

Analis Pefindo Madjid Abdillah mengemukakan salah satu saham ritel eceran yang bisa dilirik adalah PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

“Target harga (MPPA) untuk 12 bulan (Februari 2014—Februari 2015) adalah Rp2.380- Rp2.520 per lembar saham,” kata Madjid dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (28/2/2014).

Majid mengemukakan dasar yang menjadi eprtimbangan saham MPPA berprospek, yaitu

  • Ekspansi untuk Pertumbuhan Tinggi

 Didirikan tahun 1958

MPPA merupakan salah satu peritel terbesar di Indonesia yang menawarkan beragam produk dengan jaringan gerai yang luas di dalam negeri. Setelah divestasi Matahari Department Store pada 2010, MPPA saat ini fokus pada tiga jenis usaha yaitu gerai hipermarket (Hypermart), supermarket (Foodmart),  kesehatan & kecantikan (Boston).

  •  Fundamental ekonomi yang kuat

PDB Indonesia tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) 14% dari 2007-2012, yang menyebabkan meningkatnya pendapatan yang dibelanjakan (disposable income) dan pengeluaran konsumen. Disamping itu, penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta orang didominasi oleh usia produktif.

  •  Peritel modern terbesar kedua

Hypermart telah berkembang pesat selama 5 tahun terakhir, pangsa pasarnya naik menjadi 32,3% pada tahun 2012 dari 24,1% pada tahun 2007. Pada Desember 2013, gerai Hypermart memiliki 99 gerai di seluruh Indonesia dan berencana untuk membuka lebih dari 20 gerai baru per tahun.

  •  Peningkatan marjin

MPPA membukukan pertumbuhan pendapatan 9,3% yoy mencapai Rp8,7 triliun di September 2013. Pertumbuhan pendapatan sejalan dengan meningkatnya efisiensi, yang selanjutnya mendorong marjin profitabilitas. Marjin laba operasi dan laba bersih melonjak menjadi 4,9% dan 3,7% di September 2013, terutama disebabkan penurunan beban operasional. Beban usaha turun signifikan menjadi 10,8% dari 15,5% di September 2012.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper