Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures memperkirakan melemahnya nilai tukar rupiah dan ringgit memberikan harapan membaiknya ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari dua negara tersebut.
Analis PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan prospek itu dibayangi kekhawatiran investor dengan outlook permintaan CPO dari China, yang menjadi negara konsumen minyak sawit terbesar kedua di dunia.
“Khawatir setelah setelah data manufaktur dan jasa China (yang dirilis dalam seminggu terakhir) menunjukan rapuhnya momentum pertumbuhan ekonomi terbesar nomor dua di dunia tersebut,” kata Zulfirman dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (7/1/2014).
Zulfirman mengatakan pada grafik harian, turunnya indikator RSI dapat memberikan tekanan penurunan bagi CPO. Namun, sentimen bullish belum hilang mengingat minyak sawit masih diperdagangkan di atas MA (Moving Average) 50-100-200.
“Palm oil mungkin akan bergerak sideways untuk sementara waktu seiring palm oil terperangkap di dalam pola rectangle,” kata Zulfirman.