Bisnis.com, MUMBAI - Dolar Taiwan dan rupiah Indonesia diperkirakan akan memimpin pemulihan mata uang Asia tahun depan sebagai potensi pertumbuhan ekonomi di wilayah ini dan menjauh efek negatf atas penurunan stimulus moneter AS .
Mata uang Taiwan akan naik 2,4% pada akhir 2014, sedangkan rupiah akan mulai berbalik menguat 20% tahun ini dengan kenaikan 1,7% seperti yang ditunjukkan oleh survei Bloomberg. Won Korea Selatan mengalami penguatan 1,8%, yuan China 1,4% dan baht Thailand 1,1%.
Menurut Deutsche Bank AG, ekspor potensial Taiwan akan meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi global dan yield Indonesia dibandingkan negara Asia lainnya merupakan daya tarik yang menjanjikan. Menurut pedagang valuta asing di dunia, wilayah tersebut menawarkan prospek pertumbuhan terbaik pada 2014 .
Menurut Societe Generale SA, keputusan Federal Reserve pekan lalu untuk mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan telah disesuaikan dengan harga ke nilai tukar Asia.
“Belum ada dampak negatif terhadap pernyataan Fed," ujar Benoit Anne, head of emerging-market strategy pada SocGen. Menurutnya, ketika investor datang kembali pada Januari, mereka akan melihat terdapat peluang besar atas aset negara-negara berkembang.