Bisnis.com, SHANGHAI—Harga nikel tercatat naik dalam 5 hari berturut-turut dan mencapai titik tertinggi dalam 7 pekan. Kenaikan ini terjadi pasca-Indonesia merencanakan larangan untuk ekspor mineral mentah. Indonesia adalah produsen komoditas logam tambang terbesar.
Harga nikel untuk pengiriman 3 bulan di London Metal Exchange (LME) tercatat naik 0,4% menjadi US$14.475 per ton, hari ini Senin (23/12/2013). Angka ini adalah yang tertinggi sejak 4 November.
Sementara di Shanghai nikel diperdagangkan pada US$14.462 per ton. Sepanjang bulan ini, nikel telah membukukan kenaikan sebesar 7% dan naik 15% selama 2013.
Semula, Indonesia berencana untuk melarang ekspor mineral mentah per 12 Januari.
Namun hal ini belum pasti dilaksanakan mengingat ada sejumlah pihak yang berkeberatan atas beleid itu. Sementara, Goldman Sachs Group Inc. mengatakan Indonesia menyumbang 18%—20% dari pasokan nikel global.
Di sisi lain, tembaga untuk pengiriman Maret di Shanghai Futures Exchange turun 0,4% menjadi 51.190 yuan (US$8.431) per ton.
Adapun harga tembaga untuk pengiriman Maret di Commodity Exchange, New York turun 0,2% ke posisi US$3,30 per pound.