Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan pengurangan stimulus moneter Bank Sentral AS (tapering off) per Januari 2014 memberikan tekanan pada harga emas. Selain itu optimisme Federal Reserve (the Fed) terhadap perekonomian AS semakin memberatkan gerakan emas.
Emas untuk pengiriman Februari tercatat turun tajam 1,32% menjadi US$1.218,70 per troy ounce (Rp477.676,53 per gram) di Commodity Exchange, New York. Adapun harga emas spot tercatat naik 0,08% ke level US$1.219,52 (p477.958,68 per gram) siang ini, Kamis (19/12/2013) jam 13:17 WIB.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan 2 sentimen tersebut bisa membuat emas turun lebih lanjut. “Bila harga bergerak kembali ke bawah US$1.215, harga berpotensi melemah ke area US$1.200—US$1.180,” katanya.
Sementara itu, katanya, tekanan turun akan berkurang jika harga emas berhasil kembali merangsek ke level US$1.228 per troy ounce dengan potensi kenaikan ke level US$1.238.
Selain efek tapering, ada beberapa data yang bisa mempengaruhi pergerakan harga emas, yaitu data klaim tunjangan pengangguran mingguan, data penjualan rumah second, dan data indeks manufaktur Philadelphia.
Ariston menuturkan ketiga data ini bisa menjadi konfirmasi apakah ekonomi AS memang sudah pulih atau sebaliknya. Jika rilis data tersebut menujukkan perbaikan hal itu tentunya akan semakin menekan posisi emas karena dolar yang kian terkerek.