Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas masih dibayangi isu pengurangan stimulus moneter oleh Bank Sentral Amerika Serikat (tapering). Sentimen ini kembali mencuat setelah rilis data penjualan ritel AS menunjukkan perbaikan.
Emas untuk pengiriman Februari 2014 tercatat naik 9,19% menjadi US$1.227,20 per troy ounce (Rp476.667,93 per gram) di Commodity Exchange, New York. Adapun harga emas spot menguat 0,20% menjadi US$1.227,93 per troy ounce (Rp476.951,47 per gram) hari ini, Jumat (13/12/2013) jam 13.21 WIB.
Kelapa Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen tapering juga masih membayangi harga hari ini dan pekan depan, sebelum rapat Fed Open Market Committee (FOMC) digelar.
“Hari ini data PPI [indeks harga produsen] AS akan menjadi fokus pasar. Data ini bisa menggambarkan kenaikan besaran tingkat inflasi AS,” kata Ariston.
Dia menambahkan jika data tersebut lebih bagus dibandingkan dengan prediksi, hal tersebut bisa kembali menekan harga emas.
Hari ini, katanya, emas diperkirakan berkutat pada level US$1.228 per troy ounce. Menurutnya, momentum penurunan memang masih membayangi pergerakan emas. Tekanan turun lebih lanjutan harus menunggu penembusan support pada US$1.223 dengan potensi target US$1.211 per troy ounce.
Dia melanjutkan, tekanan turun tersebut baru bisa dikatakan berkurang jika harga emas berhasil menembus resisten pada kisaran US$1.238 dengan potensi target ke area US$1.245 per troy ounce.