Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures mengemukakan rentetan rilis data ekonomi Amerika Serikat yang terus berada di atas perkiraan, menyebabkan rupiah makin tertekan dengan kian besarnya kemungkinan berkurangnya stimulus moneter (tapering off).
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan level pelemahan lebih mendalam bagi rupiah atas dolar berada di level Rp12.145 dan Rp12.220.
“Dari analisa teknikal jika melewati level tersebuit, maka pelemahan bisa berlanjut,” kata Zulfirman saat dihubungi hari ini, Jumat (13/12/2013).
Dia mengatakan rilis data ritel AS yang membaik tadi malam makin menekan pergerakan rupiah pada hari ini.
Gelar rapat bank sentral Ammerika Serikat The Federal Reserve pada 17-18 September, juga akan memperpanjang tekanan rupiah atas dolar AS. Mengingat rapat itu akan menghasilkan keputusan jadi tidaknya stimulus moneter AS.
“Sementara itu tidak ada sentimen positif (buat pergerakan rupiah hari ini),” kata Zulfirman.
Seperti diketahui menjelang akhir pekan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kian melemah, bahkan ditransaksikan di atas Rp12.100 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, pada Jumat (13/12/2013) pukul 14.04 WIB, rupiah anjlok 0,77% ke Rp12.115 per dolar AS, menjadi Rp12.118 per dolar AS pada pukul 14.40 WIB.
Sejak awal perdagangan rupiah sudah melemah 0,47% ke level Rp12.080 per dolar AS pada pukul 09.08 WIB.