Bisnis.com, JAKARTA--Asian Development Bank (ADB) melaporkan Indonesia memimpin pertumbuhan pasar obligasi di kawasan Asia Timur.
Menurut laporan triwulanan Asia Bond Monitor yang dimuat dalam situs resmi Kementerian Keuangan, pertumbuhan pasar obligasi Indonesia mencapai 3,9%, disusul Filipina (3,6%) dan China (3%).
Negara di kawasan Asia Timur yang tercatat dalam laporan ADB terdiri dari China, Hong Kong, Indonesia, Korsel, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Menurut ADB, pertumbuhan di sektor obligasi pemerintah Indonesia, terutama didorong oleh obligasi pemerintah pusat, terdiri dari surat perbendaharaan negara dan obligasi yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan di Indonesia.
Di sektor korporasi, pertumbuhan pasar obligasi datang dari peningkatan obligasi korporasi dan obligasi subordinasi.
Dengan demikian, ADB mencatat secara keseluruhan pasar obligasi di kawasan Asia Timur terus mengalami pertumbuhan, meskipun kondisi perekonomian dan ketidakpastian di pasar global masih berlanjut.
Kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia di kawasan ini tumbuh sebesar 2,1% pada triwulan ini menjadi sekitar US$4,4 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pencapaian pada April-Juni lalu yang hanya mencatat pertumbuhan 1,1%.
Sementara itu, obligasi korporasi meningkat 2,9% menjadi US$2,7 triliun atau melambat dari ekspansi pada tiga bulan sebelumnya yang mencapai 8%.
Meskipun surat berharga pemerintah masih menjadi pemain utama pada arus perdagangan obligasi di kawasan Asia Timur, tetapi investor institusional seperti dana pensiun, asuransi, bank swasta dan perusahaan manajemen aset menjadi semakin penting.