Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakrie & Brothers (BNBR) Jajaki Pinjaman US$1,4 Miliar Bangun PLTU

PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR), perusahaan investasi Grup Bakrie, tengah menjajaki pinjaman dari investor luar negeri untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati A senilai US$2 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR), perusahaan investasi Grup Bakrie, tengah menjajaki pinjaman dari investor luar negeri untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati A senilai US$2 miliar.

Bobby Gafur Umar, Direktur Utama dan CEO Bakrie & Brothers, mengatakan perseroan tengah berdiskusi dengan investor dari Eropa, Korea, dan Jepang untuk mendanai  70% dari total investasi PLTU atau sebesar US$1,4 miliar. Targetnya, kesepakatan pembiayaan rampung pada Januari 2014.

Dana pinjaman tersebut, jelasnya, dibutuhkan untuk membiayai pembelian mesin dan infrastruktur, sedangkan biaya konstruksi baja berasal dari BNBR.

“Untuk ukuran PLTU sebesar itu dengan pembiayaan murah jangka panjang, kami tidak bisa andalkan perbankan di Indonesia. Perbankan di sini sulit membiayai proyek lebih dari 10 tahun,” tutur Bobby usai paparan publik, Jumat, (22/11/2013).

PLTU Tanjung Jati A 2x660 MW yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat, itu akhirnya kembali berjalan setelah 17 tahun tak jalan. Proyek PLTU Tanjung Jati dimenangkan BNBR bersama konsorsium PT Tanjung Jati Power Company pada 1996.

"Kami targetkan PLTU itu bisa beroperasi empat tahun mendatang," kata Bobby.

Menurutnya, bentuk kerja sama pendanaan akan terwujud dalam pendirian perusahaan patungan (joint venture), sehingga kepemilikan saham BNBR di perusahaan patungan itu nantinya menjadi 50%.

Dia mengatakan BNBR memilih investor asing yang sudah berpengalaman dalam mengoperasikan dan membangun pembangkit listrik, selain untuk mendanai proyek pembangkit listrik.

Menurut Bobby, sejauh ini BNBR sudah menguasai lahan pembangunan PLTU Tanjung Jati A seluas 230 hektar.

“Tinggal pembiayaan dan gambar terakhir lokasi. Lokasi tersebut di tanah rawa sehingga kami ingin menggesernya untuk dapat tanah keras,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper