Bisnis.com, MUMBAI – Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) tercatat menurun tajam. Hal ini dipicu prediksi ekspor Malaysia bakal menurun karena penguatan ringgit dan penurunan harga minyak mentah.
Kontrak CPO untuk pengiriman Februari tercatat jatuh 1,4% menjadi 2.555 ringgit (US$804) per ton di Bursa Malaysia Derivatives. Angka tersebut menjadi penurunan tertinggi sejak 4 November.
Data dari surveyor Intertek menunjukkan eksportasi dari Malaysia turun ke level 744.975 ton pada 15 hari pertama November, turun 4,6% dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu.
Adapun ringgit tercatat menguat 1% terhadap dolar pekan lalu dan mengurangi ketertarikan pelaku pasar terhadap kontrak berdenominasi mata uang Malaysia tersebut.
Analis dari Phillip Futures Pte., Tan Chee Tat mengatakan penguatan ringgit terhadap dolar beberapa waktu belakangan membuat minat sejumlah pembeli dan pihak refiner menurun.
“Alasan lainya adalah pelemahan harga minyak yang menyebabkan berkurangnya permintaan CPO untuk keperluan biodiesel,” katanya seperti dilansir dari Bloomberg hari ini, Selasa (19/11/2013).
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember diperdagangkan di dekat level terendah dalam 5 bulan terakhir pada kisaran US$92,89 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange hari ini.