Bisnis.com, JAKARTA— Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mendekati harga terendah dalam tiga bulan ini, karena kekhawatiran akan gagalnya legislator Amerika Serikat mencapai kesepakatan penaikan batas utang sehingga mengancam perekonomian negara pengguna minyak terbesar dunia itu.
Kontrak sedikit berubah di bursa New York setelah turun 1,2% kemarin waktu setempat atau yang terendah selama hampir satu pekan. Mengingat batas waktu otoritas pinjaman akan habis besok, maka para petinggi Senat mengatakan akan membuka kembali pembicaraan setelah DPR menunda pemungutan suara terkait penggunaan anggaran belanja pemerintahan dan peningkatan batas utang.
WTI untuk pengiriman November, sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (16/10/2013), tercatat senilai US$101,23 per barel atau naik 2 sen di bursa New York Mercantile Exchange pukul 10.59 waktu Sydney atau pukul 07.59 WIB. Kontrak tersebut turun US$1,20 menjadi US$101,21 kemarin atau pembayaran terendah sejak 2 Juli. Sementara itu volume seluruh kontrak tercatat 58% di bawah rata-rata 100 hari.
Brent untuk pembayaran November, yang jatuh tempo pada hari ini, turun US$1,08 atau 1% menjadi US$109,96 per barel di bursa London. Kontrak yang aktif selama Desember tersebut menyusut 82 sen menjadi US$109,42. Sedangkan selisih harga minyak mentah acuan Eropa tersebut terhadap WTI mencapai US$8,75.