Bisnis.com, SINGAPURA--Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia pada Selasa (8/10/2013) karena kelumpuhan politik di Washington atas anggaran AS tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir, memicu kekhawatiran dapat menyebabkan gagal bayar utang AS.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun delapan sen menjadi US$102,95 dalam perdagangan sore, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk November turun 27 sen menjadi US$109,41.
Karena kebuntuan AS memasuki hari kedelapan pada Selasa dengan tanpa akhir yang terlihat, para investor mengkhawatirkan dampaknya terhadap permintaan di konsumen minyak utama dunia itu, kata Vanessa Tan, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.
"Kekhawatiran terus berjalan tinggi karena investor juga melihat ke depan untuk tenggat waktu 17 Oktober ketika plafon utang harus dinaikkan atau berisiko gagal bayar (default) pada utang AS," kata Tan, tulis AFP.
Kegagalan untuk menaikkan batas utang akan berarti pemerintah tidak mampu membayar tagihan atau utangnya, menyebabkan sebuah "default" yang para analis telah peringatkan bisa mengirim perekonomian dunia kembali ke dalam resesi.
Kebuntuan serupa pada 2011 mengakibatkan penurunan sebelum plafon utang dinaikkan, pasar saham dunia anjlok dan Standard & Poor's menurunkan peringkat teratas AAA Amerika Serikat.
Para analis mengatakan penurunan harga minyak sebagian berasal karena badai tropis berlalu tanpa kerusakan besar pada infrastruktur energi di Teluk Meksiko. Produsen telah menutup sekitar 62 persen dari produksi minyak di kawasan tersebut menjelang badai. (ra)
Kebuntuan Anggaran AS Berlanjut, Harga Minyak Tertekan
Bisnis.com, SINGAPURA--Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia pada Selasa (8/10/2013) karena kelumpuhan politik di Washington atas anggaran AS tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir, memicu kekhawatiran dapat menyebabkan gagal bayar utang AS.Kontrak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
2 jam yang lalu