Bisnis.com, JAKARTA—Peningkatan harga karet terus terjadi setelah selama dua bulan melemah, akibat menyusutnya suplai yang diiringi oleh tingginya penjualan kendaraan serta penurunan produksi di India dan Malaysia.
Kontrak untuk pengiriman Maret di bursa Tokyo Commodity Exchange naik hingga 1,9% menjadi 261,9 yen per kilogram (US$2.709 per metrik ton) dan diperdagangkan pada posisi 261,2 yen pukul 10.12 waktu setempat atau pukul 07.12 WIB. Nilai kontrak meningkat terus dari posisi melemah selama dua bulan sebesar 253,8 yen pada 4 Oktober sehingga menutup penurunan untuk tahun ini sebesar 14%.
Surplus karet global akan menyusut sedikitnya 12% menjadi 284.000 ton tahun ini, menurut International Rubber Study Group, sebuah organisasi beranggotakan 36 negara yang berbasis di Singapura. RCMA Commodities Asia Group memangkas estimasi untuk suplai karet sebesar 33% menjadi 351.000 ton dengan produksi yang lebih rendah dari perkiraan yang diiringi oleh peningkatan permintaan.
“Fundamental karet membaik dengan produksi yang berkurang dan permintaan yang sehat dari China dan AS,” ujar Takaki Shigemoto, seorang analis perusahaan riset JSC Corp. di Tokyo sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (8/10/2013).
Karet untuk pengiriman Januari di bursa Shanghai Futures Exchange naik 1,4% menjadi 20.370 yuan (US$3.327) per ton.