Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang SUN, Investor Buru Tenor Panjang

Bisnis.com, JAKARTA-Investor masih percaya diri dengan kondisi pasar obligasi Indonesia, tercermin dari tingginya permintaan surat utang negara bertenor menengah dan panjang dalam lelang kemarin.

Bisnis.com, JAKARTA-Investor masih percaya diri dengan kondisi pasar obligasi Indonesia, tercermin dari tingginya permintaan surat utang negara bertenor menengah dan panjang dalam lelang kemarin.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Selasa(8/10), total penawaran yang masuk pada lelang SUN tercatat sebesar Rsp22,62 triliun atau merosot 12,26% dari permintaan lelang sebelumnya yang senilai Rp25,78 triliun pada 24 September lalu.

Berbeda dari lelang sebelumnya, investor justru paling banyak memburu obligasi jangka sedang yakni seri FR0071 bertenor 15,5 tahun dengan total permintaan Rp6,88 triliun pada kisaran imbal hasil (yield) 8,45%-8,8%.

Seri FR0068 bertenor 20,5 tahun bahkan mendapat penawaran mencapai Rp6,23 triliun dengan kisaran yield 8,59%-9%.

Seri SPN03140109 dan SPN12141009 mendapat permintaan masing-masing Rp4,73 triliun dan Rp2,75 triliun pada kisaran yield 5,24%-6,45% dan 6%-6,99%.

Terakhir, seri FR0069 bertenor 5,5 tahun memeroleh penawaran hanya Rp2,02 triliun dengan kisaran yield 7,48%-8%.

Ariawan, Analis Obligasi PT Sucorinvest Central Gani menyampaikan meningkatnya permintaan SUN bertenor panjang menunjukkan rasa percaya diri investor terhadap prospek obligasi nasional ke depan.

Menurut dia, level yield saat ini sudah cukup tinggi dan ke depan trennya akan menurun di bawah 8% karena sentimen positif data ekonomi domestik.

Antara lain, meredanya inflasi, neraca perdagangan yang membaik, serta penguatan nilai tukar rupiah melalui peningkatan cadangan devisa.

 “Data ekonomi itu memberi confidence untuk masuk ke pasar obligasi. Ke depan market akan menguat lagi,” katanya.

Kendati demikian, pemulihan pasar obligasi masih akan terhalang oleh sentimen negatif ekonomi global dalam waktu dekat.

“potensi penguatan dalam jangka pendek akan dibatasi ketidakpastian di Amerika Serikat, tapi volatilitas tidak akan signifikan,” tuturnya.

Ariawan memproyeksi yield obligasi acuan bertenor 10 tahun akan menurun 30 bps-40 bps sampai akhir tahun, dengan asumsi pengurangan stimulus moneter AS tidak terjadi.

Pada pertengahan Oktober, yield obligasi akan meningkat sebesar 5 bps-15 bps sampai menunggu pembacaan anggaran AS, namun hanya akan terjadi sementara dan segera mereda kembali setelahnya.

Dia juga memperkirakan AS tidak akan mengambil kebijakan tapering quantitative easing karena kondisi ekonominya masih bergejolak, terlebih dengan adanya shutdown yang terjadi baru-baru ini.

Dengan mempertimbangan yield yang diminta, pemerintah memenangkan seluruh seri obligasi dengan total nominal Rp12 triliun, atau lebih tinggi dari target indikatif yang sebesar Rp8 triliun. Jumlah itu sama dengan pemenangan pada lelang sebelumnya.

Dengan adanya hasil lelang kemarin, kuota lelang SUN sampai akhir tahun berkurang menjadi Rp37 triliun dari semula Rp49 triliun per 26 September 2013.

Adapun, rincian kelima seri yang dimenangkan yakni Seri FR0071 jatuh tempo Maret 2029 senilai Rp5,6 triliun dengan yield tertinggi yang dimenangkan 8,68% dan tingkat kupon sebesar 9%.

Selain itu, dana dari hasil penerbitan seri FR0068 yang jatuh tempo Maret 2034 ditarik sebesar Rp3,15 triliun dengan yield tertinggi 8,69% dan kupon 8,37%.

Seri FR0069 yang jatuh tempo pada April 2019 ditetapkan dengan yield tertinggi 7,64% senilai Rp1,25 triliun dengan tingkat kupon 7,87%.

Seri SPN12140911 bertenor 1 tahun  ditetapkan dengan yield tertinggi 6,65% senilai Rp2 triliun. Sisanya, Seri SPN03140109 dan SPN12141009 masing-masing dimenangkan sebesar Rp1 triliun dengan yield tertinggi 5,35% dan 6,5%.  (ra)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper